Rakan Bersama

| Monday, October 26, 2009


Aku dan jawapan


Makin ditepis makin menjadi, ah! Selalu sangat ia datang. Sudahlah membawa luka, parut lama ditoreh lagi. Kenapa dengan kamu? Bercakap seakan-akan gila bayang. Amir amuk lagi, entah siapa dimarahinya.

Kamarnya bergema lagi. Bunyi detakan semakin rancak mengelamkan alunan nasyid dari corong bunyi. Kenapa mesti aku? Tika aku jauh dahulu kau mengejar hingga menghimpit waktu, tapi sekarang? Kenapa diam? Sudahlah, tinggalkan aku sahaja. Itu yang tercatat pada monitor.

Ingat cerita dahulu? Ketika kau lewat taman bunga berhampiran kampus? Mana mungkin kau lupa. Cerita kau terluka. Kau fana dengannya waktu itu. Alih-alih tu cerita terakhir. Tahu kenapa?

Amir gila lagi! Terasa mahu dihumban saja tubuh ke pepasir. Biar dia tahu aku gila. Gilakan dia.
Kenapa mesti aku disisih? Kemudian senyum. Argh, Jangan siksa aku lagi!
Apa kau kata? Oh, tak mungkin. Kamu dusta. Aku bukan ahli?

Jaga kau! Aku takkan lepaskan. Kali ini, kau betul-betul aku kunci. Dalam hatiku yang paling dalam.

Cukup setakat ini. Jumpa lagi!

USRAH. . .

~ terimbau usrah di Hadiqah ~



pertahankan syakhsiah ummah

Dunia dah lama kehilangan cahaya
petunjuk illahi samar-samar sahaja
belenggu perhambaan melata menyiksa
kehidupan manusia tiada bahagia

Angin keimanan yang bertiup kencang
menakluki alam dengan paluan jihad
membanggunkan insan dengan hidayah Allah
meratalah keadilan yang terpendam

Mutiara itu harus dipertahankan
sumber keutuhan dalam perjuangan
biar merah darah mengalir ke tanah
tak rela ummah termusnah
pertahankan syakhsiah ummah

Mehnah yang mendatang menguburkan iman
sejarah sahabat menjadi pedoman
walaupun terpisah nyawa dari badan
harga iman tiada di dunia
redha Allah matlamat kita

* Ulang *

Ayuh robohkanlah berhala penindas
ayuh robohkanlah berhala penindas
dengan semangat jihad
pertahankan syakhsiah ummah



| Saturday, October 24, 2009


Si Kecil Tak Memahami





Bendera putih

Ketika aku bersama adikku
Aku terdengar dentuman bom
Aku bertanya ibuku
katanya itu ialah
Pembunuh dan tentera pengkhianat

Aku naik ke atas dan memandang langit
Dan aku melihat kertas melayang jatuh
Aku bertanya kepada ibu
katanya mereka suruh menyerah
Dan kamu akan dilindungi
Dan aku bertanya nenek
Bagaimana kita menyerah
katanya
Kita kibarkan bendera putih
Di atas rumah kita
Dan lebih baik berdiam diri

Perlahan-lahan aku ambil
Tudung nenekku
Dan naik ke bumbung rumah
lalu kuikat pada tiang
Dan saya kembali turun
Memegang mainan saya
Penuh air mata

Aku berkata lebih baik tidur
Sembunyi di belakang bantalku
Dan aku melihat dalam mimpi indahku
Keselamatan dan keamanan

Dan aku terbangun ketika bunyi dentumam bom
Dan nenekku menjerit
Aku berlari dan memanggil
Penduduk kampungku
Dan aku melihat setiap orang mengibarkan
Bendera putih


Setiap orang mengibarkan bendera putih!

|


Puisi seorang anak kecil Palestin




Palestin

Aku palestin
kuukir namaku di semua halaman
dengan tulisan gagah mengatasi segala berita

Namaku menuruti ku
hidup dengan ku dan memeliharaku
menyalakan api di jiwaku.
dan berdenyut diseluruh sarafku


Gua-gua di gunung mengenaliku
Aku telah melakukan yang terbaik
maka aku meminta agar bangsaku juga begitu


Salahuddin memanggil-manggil di dalam sanubariku
Seluruh darah bangsa arabku memanggil
menuntut pembelaaan dan kebebasan
Dan panji-panji ku yang dilipat
di atas bukit Hithiin


Dan suara muazin Al Aqsa bergema
meminta pertolongan
dan beribu ribu tahanan
memanggil bangsaku dan melaung-laung
menyuruh mereka ke Al Quds
untuk berjihad mengecam penindasan
dan menghapuskan zionis


Kibarkanlah bendera Palestin di udara
dan ulangilah perkataanku...

Palestin! Palestin! Palestin!




| Thursday, October 22, 2009


Lagu Penutup Scumz






Cinta Berkawan - Edcoustic

Seutas tali memadu simpul tawamu duhai kawan
Simpulnya jatuh dipelupuk nurani yang tertambat cinta
Cinta berkawan bersama nikmati semusim masa

Disela kehangatan berkawan adalah aku pandang
Satu persatu garis wajah duhai kawan penuh harapan
Andai saja slalu bersama setiap masa sehati

Reff :
Suratan Tuhan kita disini menapaki cerita bersama
Cinta berkawan karna sehati dalam kasih Illahi
Tepiskan hal yang berbeda agar kisahmu teramat panjang
Simpan rapi harapan berkawan selamanya..




Arif Leman Fatah Reza Ijat Syam Kirin Zubair Amy Alif
capture by : Hadi

| Monday, October 19, 2009





Black Hole



When I walk
through life lane,
fell down in black hole
inmost.

and no one knows
I hurt.
past they scream
from land

Without rope proffer
without medicine.
climb back!
climb back!
I only look . . .

Already too long
trapped in deep hole.
and still remain
some hope waste,
for a string
bring me up.
and now
I still waiting ....


[ who will be my antidote ? ]



| Saturday, October 17, 2009


Penjajah Jiwa

| Friday, October 16, 2009

Anak kecil




Semalam jam menunjukkan hampir pukul satu pagi, dan aku bercadang untuk ke kamar tidur. Seketika kepala mencecah bantal, suara kecil yang sayu menyentuh gegendang telinga. Lazimnya bunyi kucing yang mengiau waktu begini, namun bunyi itu masih berterusan dan memaksa aku ke balkoni.

Kelihatan seorang anak kecil sedang teresak-esak dipinggir jalan. Di celah kegelapan itu aku merasakan dia kehilangan jalan pulang. Aku menjengukkan kepala dari tingkat 4 menghala ke kiri kemudian kanan. Di hujung jalan kelihatan si ibu tua sedang memerhatikan anak kecil itu. Kemudian kedengaran suaranya menyeru anak itu mengikutinya. Namun, tangisan si kecil itu bertambah esaknya.

Tiba-tiba salakan anjing bertalu-talu dari celahan bangunan memaksa anak kecil itu berlari ketakutan menghala si ibu tua. Ketika hampir tiba, salakan anjing hilang, lalu dia kembali ke pinggir jalan dan menangis lagi. Aku tidak pasti apa yang dituturkannya dalam tangisan. Malahan sahutan si ibu tua tidak dilayan. Tersentuh hati tatkala melihat situasi ini.

Kemudian kelihatan satu kelibat dari jauh menghala ke arahnya. Perlahan-lahan bayangan itu bergerak hingga tiba di suatu kawasan yang sedikit cerah. Bentuknya seperti seorang tua yang sudah bongkok. Berjalan terhenjut-henjut menghala si anak kecil.


bersambung. . . (sbb xde idea)




Penyejuk Mata

|

Penyejuk Mata


Ain

Iffah


Izzah


Syaza



Jalan pulang

| Saturday, October 10, 2009


langkah yang putus

Langkah yang lurus itu,
sudah bertitik.
Garis yang melintang,
tidak bersambung.
Putus !

Laluan makin kabur,
di padam roh mati,
dan kau jatuh,
tertimbus di sahara,
tanpa kubur dan nisan.

kau cuba melukis,
lakaran hayat kedua,
dengan pena suara.
yang sumbing,
dikoyak emosi.

Jalan itu,
menghala jurang,
antara tebing dan lubang hitam.

Layar cerita ini,
sudah diam.
Untuk kalian,
selamat tinggal kawan


NEW DEVIDE

| Monday, October 5, 2009

NEW DEVIDE




I remembered black skies
The lightning all around me
I remembered each flash
As time began to blur
Like a startling sign
That fate had finally found me
And your voice was all I heard
That I get what I deserve

So give me reason
To prove me wrong
To wash this memory clean
Let the floods cross
The distance in your eyes
Give me reason
To fill this hole
Connect this space between
Let it be enough to reach the truth that lies
Across this new divide

There was nothing inside
The memories left abandoned
There was nowhere to hide
The ashes fell like snow
And the ground caved in
Between where we were standing
And your voice was all I heard
That I get what I deserve

So give me reason
To prove me wrong
To wash this memory clean
Let the floods cross
The distance in your eyes
Across this new divide

In every loss in every lie
In every truth that you deny
And each regret and each goodbye
Was a mistake too great to hide
And your voice was all I heard
That I get what I deserve

So give me reason
To prove me wrong
To wash this memory clean
Let the floods cross
The distance in your eyes
Give me reason
To fill this hole
Connect this space between
Let it be enough to reach the truth that lies
Across this new divide
Across this new divide
Across this new divide


************************************************************

Aku ingat langit yang hitam
kilat di sekeliling aku
Aku ingat setiap pancaran cahaya
Masa mula menjadi kabur
Seperti memulakan satu petanda
Takdir akhirnya telah menemui aku
Dan suara yang aku dengari
Aku dapat apa yang perlu aku dapat

Jadi, berikan aku sebab
Untuk membuktikan aku ini salah
Untuk melenyapkan memori ini
Biarkan banjir ini mengalir
Jarak di mata kamu
Berikan aku sebab
Untuk mengisi kekosongan ini
Hubungkan ruang ruang kosong ini
Ini sudah ckup untuk membuktikan kebenaran yang terlindung
Menyeberangi daerah baru ini

Tiada apa yang kelihatan di dalam
Hanya kenangan yang telah di pinggirkan
Tiada tempat untuk bersembunyi
Debu bagai salju
Dan tanah merekah
Di antara tempat kita berdiri
Dan hanya suara kamu yang aku dengari
Aku dapat apa yang aku perlu dapat


Jadi berikan aku sebab
Untuk membuktikan bahawa aku salah
Untuk melenyapkan semua memori yang ada
Biarkan banjir ini mengalir
Jarak di dalam mata kamu
Menyeberangi daerah baru ini


Dalam kehilangan setiap pembohongan
Dalam setiap kebenaran yg kau nafikan
Dan setiap penyesalan dan setiap ucapan selamat tinggal
Adalah kesilapan yang terlalu sukar untuk disembunyikan
Dan suara kamu yang selalu ku dengar
Aku dapat apa yang aku perlu dapat


Jadi berikan aku sebab
Untuk membuktikan aku ini salah
Untuk melenyapkan semua memori ini
Biarkan banjir ini mengalir
Jarak di dalam mata kamu


Berikan aku sebab
Untuk mengisi ruangan kosong ini
Hubungkan ruang2 kosong ini
dalam kehilangan setiap pembohongan
menyeberangi dunia baru ini
menyeberangi dunia baru ini
menyeberangi dunia baru ini